
Delapan Mahasiswi Prodi Psikologi Lolos Seleksi Program Kampus Mengajar Angkatan Dua
Kampus Mengajar Angkatan Dua merupakan rangkaian dari program kegiatan Kampus Merdeka yang diadakan oleh Kemendikbud. Pada kegiatan ini, mahasiswa yang lolos seleksi akan terjun ke masyarakat untuk mengajar di tingkatan SD dan SMP.
Selain bertujuan untuk menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi dan numerasi, progam ini juga berupaya untuk membuka peluang kontribusi mahasiswa dalam mendukung kepala sekolah untuk melakukan efisiensi administrasi dan manajerial sekolah, membantu pembelajaran di masa pandemi, terutama untuk anak SD dan SMP di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) dan menjadi mitra guru dalam melakukan kreativitas dan inovasi pembelajaran.
Kabar baiknya, dari 10 mahasiswa yang mendaftar, terdapat 8 mahasiswa semester 5 Prodi Psikologi UMSIDA yang lolos seleksi. Selamat kepada Siti Nur Faizatul Iqlimah, Halimatus Sadiyah, Shinta Maylinda Subrata, Nurul Aini Agustina, Fatma Risyala, Yuni Sukmawati, Mufidah Munawaroh Muhammad, dan Lailatul Lutfiya yang dinyatakan lolos seleksi program Kampus Mengajar Angkatan Dua.
“Alhamdulillah di tengah kerusuhan taman pikiran saya, mendapati kabar tersebut sangat melegakan. Karena mendapat pengalaman mengajar merupakan hal yang saya impikan sejak kelas 2 SD” ungkap Mufidah, salah satu mahasiswi prodi psikologi yang lolos seleksi.
Proses seleksi ketat yang bermula sejak tanggal 15-30 juni 2021 tersebut mengharuskan peserta untuk memenuhi beberapa persayaratan.
“Sebenarnya tidak sulit. Ada 5 dokumen yang mesti dipersiapkan. Di antaranya: surat rekomendasi dari PT, surat keterangan sehat, CV, transkrip nilai, dan sertifikat pengalaman organisasi (optional)” tambahnya.
Adapun beberapa benefit atau reward bagi mahasiswa yang lolos seleksi, yakni mendapat bantuan biaya hidup perbulan dan potongan UKT, hingga pengakuan setara 20 SKS. Mufidah yang ditempatkan di SDN Balongsari 2 Mojokerto pun tidak merasa keberatan, karena selain mengurangi mobilitas semasa pandemi, penempatan tersebut juga satu area dengan domisilinya -sesuai keputusan dari Kemendikbud. Ia pun hanya tinggal menunggu surat dari dinas terkait untuk mulai mengajar dan mewujudkan impiannya tersebut.
“Cukup satu, semoga berkah untuk semuanya” harap Mufidah, sekaligus sebagai penutup (3/8/2021).
Oleh: Zaidan A.R