Jadi Brand Ambassador Umsida, Perjalanan Mahasiswa Psikologi Dari Kelas ke Panggung Kampus

psikologi.umsida.ac.id — Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Zulfah Ramadhinta, berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan terpilih sebagai Brand Ambassador Umsida 2025.

Prestasi ini bukan hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga bentuk nyata dari perjalanan panjangnya dalam menumbuhkan kepercayaan diri, kepemimpinan, dan kemampuan berkomunikasi yang selaras dengan nilai-nilai Sapta Pencerah Umsida.

Zulfah menilai, menjadi Brand Ambassador bukan sekadar gelar, melainkan tanggung jawab besar untuk membawa citra positif universitas dan menginspirasi mahasiswa lain untuk berani berkembang.

Pencapaian yang Bermakna Secara Pribadi dan Akademik

Bagi Zulfah, prestasi ini memiliki makna yang mendalam, baik secara pribadi maupun akademik. Ia menuturkan bahwa pencapaian ini bukan hanya tentang nilai atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi, melainkan sebuah pengakuan atas proses panjang untuk terus tumbuh dan belajar.

Secara akademik, ia merasa ilmu psikologi yang ia pelajari harus terwujud dalam tindakan nyata dalam cara berpikir kritis, berinteraksi dengan orang lain, dan membawa pengaruh positif di lingkungan kampus.

“Secara pribadi, ini bukti bahwa konsistensi dan keberanian untuk mencoba hal baru akan selalu berbuah hasil yang indah,” ujarnya dengan penuh semangat.

Sebagai Brand Ambassador Umsida, Zulfah mengemban berbagai tanggung jawab penting. Ia menjelaskan bahwa perannya meliputi empat aspek utama: sebagai Ikon Kampus yang menjadi wajah positif Umsida di berbagai kesempatan, Content Creator yang aktif memproduksi konten kreatif di media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, Storyteller yang berbagi kisah inspiratif seputar kehidupan kampus, serta Public Speaker yang tampil mewakili Umsida di berbagai forum internal maupun eksternal.

Menurutnya, menjadi Brand Ambassador berarti menjadi inspirasi melalui tindakan, bukan sekadar kata-kata.

Proses Seleksi dan Persiapan yang Menantang

Proses seleksi Brand Ambassador ini berlangsung pada 12–16 September 2025 dan diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai program studi. Setelah melewati tahapan administratif dan wawancara mendalam, pengumuman hasil disampaikan pada 17 September 2025.

Pengukuhan resmi dilakukan pada 28 September 2025 bertepatan dengan acara Inagurasi Fortama Umsida. Seluruh proses seleksi dilaksanakan di Gedung Pascasarjana GKB 3 Kampus 1 Umsida, yang menjadi saksi perjuangan para peserta menunjukkan potensi terbaiknya.

“Prosesnya cukup panjang dan menantang, karena bukan hanya kemampuan berbicara yang diuji, tapi juga keaslian diri,” jelas Zulfah.

Dalam mempersiapkan diri, Zulfah mulai berlatih satu minggu setelah pendaftaran dibuka. Ia tidak hanya fokus pada kemampuan public speaking dan pengetahuan tentang branding, tetapi juga memperkuat karakter serta pola pikir kritis yang menurutnya menjadi fondasi utama seorang Brand Ambassador.

Dukungan dari berbagai pihak turut menjadi dorongan besar dalam proses ini, mulai dari keluarga yang selalu menjadi sumber kekuatan, teman-teman sekelas, Himpunan Mahasiswa Psikologi, hingga tim media kampus yang senantiasa memberi motivasi.

“Saya tidak akan sampai di titik ini tanpa mereka,” ucapnya penuh rasa syukur.

Harapan Zulfah untuk Masa Depan dan Dampak Positif Bagi Kampus

Ketika diumumkan sebagai salah satu Brand Ambassador Umsida, Zulfah mengaku merasakan emosi yang campur aduk antara bahagia, haru, dan tanggung jawab besar yang langsung ia rasakan.

Ia mengingat kembali nasihat kedua orang tuanya yang selalu menjadi sumber inspirasi: “Trust your pace!” percayalah pada ritme langkahmu sendiri.

“Dari mereka saya belajar bahwa kesuksesan bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling konsisten berjalan,” tutur Zulfah mengenang.

Motivasi Zulfah untuk mengikuti ajang ini berawal dari pandangannya bahwa program Brand Ambassador bukan sekadar ajang pencarian wajah baru universitas, tetapi juga wadah pembelajaran dan pengembangan diri.

Melalui program ini, mahasiswa diajak untuk menyatukan idealisme pribadi dengan nilai-nilai universitas, sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan empati, tiga hal yang sangat relevan dengan bidang psikologi yang ia tekuni. Ia juga menilai program ini penting karena membuka ruang bagi mahasiswa untuk mengenali potensinya, baik dari sisi akademik maupun karakter.

Ke depan, Zulfah berharap dapat menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Ia berkomitmen untuk menggunakan perannya sebagai Brand Ambassador untuk menginspirasi mahasiswa lain agar berani mencoba, konsisten belajar, dan terus berkembang.

“Saya ingin membangun ruang dialog dan berbagi pengalaman dengan teman-teman mahasiswa. Bukan untuk menunjukkan bahwa saya sudah berhasil, tetapi untuk menegaskan bahwa setiap orang bisa berprestasi, asalkan mau memulai langkah kecil dengan niat yang besar,” tuturnya penuh optimis.

Ia berharap Umsida semakin dikenal sebagai kampus yang tidak hanya mencetak lulusan berprestasi, tetapi juga mahasiswa yang berpikir kritis, berjiwa pencerah, dan peduli pada sesama.

Penulis: Tim Media Psikologi

Editor: Mutafarida