psikologi.umsida.ac.id – Telah dilaksankan kegiatan PsycheVerse: Dari yang Hangat untuk Sobat ILMPI dengan tema “Dari Kesenangan Menjadi Beban: Bagaimana Judi Online Memengaruhi Kesehatan Mental” pada Jumat (15/11/2024). Kegiatan ini dilaksankan secara online yaitu live instagram yang diselenggarakan oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) Kesekretariatan BEM Fakultas Psikologi, Universitas Islam Sultan Agung.
Kegiatan ini mengundang Muhammad Munawwir selaku ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (Hima Prodi) Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sebagai salah satu narasumber pada kegiatan tersebut.
Judi online semakin populer di kalangan masyarakat, terutama karena aksesibilitasnya yang mudah melalui perangkat elektronik. Namun, di balik daya tariknya, aktivitas ini membawa dampak serius pada produktivitas dan kesehatan mental individu. Dalam artikel ini, kita akan membahas faktor-faktor pendorong popularitas judi online serta konsekuensi yang ditimbulkannya pada kualitas hidup.
Faktor Pendorong Popularitas Judi Online
Dalam pemaparannya, Muhammad Munawwir menyoroti beberapa alasan mengapa judi online begitu menarik bagi banyak orang. Ia menjelaskan bahwa kemudahan akses dan anonimitas yang ditawarkan platform judi online menjadi salah satu daya tarik utamanya.
“Hanya dengan ponsel dan koneksi internet, siapa pun dapat berjudi kapan saja tanpa diketahui orang lain. Hal ini membuat aktivitas ini terasa aman dan nyaman bagi sebagian besar pelaku,” ungkap Munawwir.
Selain itu, promosi agresif di media sosial menjadi salah satu alasan utama popularitas judi online. Banyak platform memanfaatkan iklan dan kolaborasi dengan influencer untuk menjangkau lebih banyak audiens.
“Fitur-fitur seperti gamifikasi, hadiah harian, hingga efek visual yang menyerupai game online semakin meningkatkan daya tarik, terutama bagi kalangan remaja yang sering mencari hiburan instan,” tambahnya.
Namun, daya tarik utama judi online adalah iming-iming hadiah besar dan keuntungan instan. Dengan menawarkan jackpot, bonus pendaftaran, dan cashback, platform judi online menciptakan ilusi bahwa kekayaan bisa diraih dengan cepat dan mudah. Sayangnya, ilusi ini sering kali mendorong individu untuk terus bermain, bahkan saat mereka sudah mengalami kerugian besar.
Munawwir juga mengingatkan bahwa tekanan ekonomi menjadi salah satu faktor utama seseorang terjebak dalam judi online. “Dalam situasi ekonomi yang sulit, banyak orang melihat judi online sebagai solusi cepat untuk mendapatkan uang. Namun, ini justru menjadi jebakan yang membawa kerugian lebih besar,” jelasnya.
Dampak Judi Online terhadap Produktivitas dan Kesehatan Mental
Di balik popularitasnya, judi online membawa dampak serius bagi individu, terutama dalam hal produktivitas dan kualitas hidup. Orang yang terjebak dalam aktivitas ini sering kali kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan atau studi.
Pikiran mereka terus-menerus tertuju pada judi, mengganggu fokus, dan mengurangi efisiensi. Akibatnya, kinerja di tempat kerja atau sekolah menurun, yang bisa mengancam karier dan masa depan mereka.
“Ketergantungan pada judi online dapat membuat seseorang kehilangan fokus, baik di pekerjaan maupun studi. Waktu yang seharusnya digunakan untuk hal-hal produktif habis di depan layar, dan ini berdampak langsung pada kualitas hidup,” jelas Munawwir.
Judi online juga memakan waktu yang berlebihan. Dengan platform yang tersedia 24/7, individu yang kecanduan sering kali bermain hingga larut malam, mengorbankan waktu istirahat dan aktivitas penting lainnya. Hal ini berdampak pada kesehatan fisik, seperti gangguan tidur, kelelahan, dan bahkan nyeri tubuh akibat duduk terlalu lama.
Dari segi keuangan, judi online sering kali menyebabkan kerugian yang signifikan. Banyak individu yang kehilangan tabungan, berhutang, atau bahkan menggunakan uang yang seharusnya untuk kebutuhan dasar. Tekanan finansial ini menciptakan stres, rasa bersalah, dan ketidakmampuan untuk menikmati kehidupan.
Dampaknya pada hubungan sosial juga tidak bisa diabaikan. Ketergantungan pada judi online membuat individu menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan waktu bersama keluarga, dan menjadi lebih mudah marah atau frustrasi. Isolasi ini memperburuk kondisi mental mereka, menciptakan perasaan kesepian dan keterasingan.
Secara psikologis, judi online sering menyebabkan kecemasan, depresi, dan stres berlebihan. Ketidakpastian hasil taruhan dan tekanan finansial membuat individu merasa gelisah, sementara kekalahan yang berulang memicu perasaan putus asa. Dalam kasus yang parah, kecanduan judi online dapat menyebabkan pikiran atau keinginan untuk bunuh diri.
Judi online mungkin menawarkan hiburan instan dan kesempatan untuk menang besar, tetapi konsekuensi yang ditimbulkannya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Dari penurunan produktivitas hingga gangguan kesehatan mental, aktivitas ini membawa risiko yang signifikan bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Penting bagi pemerintah, keluarga, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mengedukasi bahaya judi online serta menyediakan dukungan bagi mereka yang terjebak dalam kecanduan. Hanya dengan pendekatan yang holistik, dampak negatif dari judi online dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat dilindungi dari risiko yang mengintai di balik layar digital.
Penulis : Nabila Wulyandini
Editor : Mutafarida