psikologi.umsida.ac.id — Di tengah dunia pencak silat yang identik dengan kekuatan fisik dan teknik bertarung, hadir sosok mahasiswa yang menggabungkan disiplin psikologi dengan seni beladiri. Dialah Dhia Kesuma Qatrunnada Rinaldi, mahasiswi Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang menekuni kategori seni tunggal tangan kosong putri. Namanya kian dikenal setelah tampil gemilang di Kejuaraan Pencak Silat Kanjuruhan Fighter Competition II 2025, sebuah ajang bergengsi pencak silat tingkat Jawa Timur. Keberhasilan Dhia tidak hanya mengharumkan nama universitas, tetapi juga memberi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani mengeksplorasi potensi diri di luar bidang akademik.
Persiapan Intensif dan Dukungan Penuh yang Didapatkan Dhia
Sejak awal Agustus, Dhia bersama tim Tapak Suci Umsida menjalani persiapan intensif. Latihan rutin empat kali seminggu di Training Center Umsida menjadi dasar peningkatan teknik dan fisik. Meski libur kuliah, ia tetap disiplin mengikuti setiap sesi. “Meskipun sedang tidak ada jadwal kuliah, saya tetap fokus pada latihan. Justru ini menjadi kesempatan yang baik untuk lebih mendalami teknik dan mempersiapkan diri secara maksimal,” ungkap Dhia.
Lihat Juga: Mahasiswa Psikologi Umsida Lolos Program Magang Berdampak Kemdiktisaintek 2025
Keberhasilan Dhia dan tim juga tak lepas dari dukungan Umsida. Pihak kemahasiswaan menyediakan fasilitas lengkap mulai dari transportasi, konsumsi, hingga tempat istirahat. Dhia mengaku sangat terbantu dengan perhatian tersebut. “Alhamdulillah, pihak kemahasiswaan sangat mendukung kami. Semua kebutuhan kami dipenuhi, sehingga kami bisa fokus pada latihan dan pertandingan,” katanya.
Tidak hanya dukungan fasilitas, motivasi juga hadir dari pelatih, senior, serta Direktur Kemahasiswaan dan Alumni yang turut hadir memberi semangat. Kehadiran ini menjadi dorongan tambahan bagi Dhia dan tim Tapak Suci Umsida untuk tampil maksimal di setiap pertandingan.
Tantangan di Arena dan Pencapaian Membanggakan dari Mahasiswa Psikologi
Kanjuruhan Fighter Competition 2 yang digelar IPSI Kota Malang diikuti banyak perguruan silat se-Jawa Timur. Persaingan ketat menuntut Dhia tampil maksimal. Tidak hanya menghadapi lawan dari luar, ia juga sempat berhadapan dengan rekan satu kontingen, situasi yang menuntut profesionalisme sekaligus sportivitas tinggi. “Bertanding melawan teman sendiri memang tidak mudah, tapi kami tetap saling mendukung dan memotivasi. Kami berusaha untuk tetap profesional dan memberikan yang terbaik di arena pertandingan,” jelas Dhia.
Kerja keras dan semangat pantang menyerah membuahkan hasil. Dhia berhasil mempertahankan tradisi juara Umsida dengan meraih posisi Juara 2. Meski bangga dengan pencapaian tersebut, ia menargetkan hasil lebih baik pada kompetisi mendatang. “Alhamdulillah, kami bisa mempertahankan juara 2 di empat event terakhir. Harapannya, di event-event selanjutnya kami bisa meraih juara 1,” ujarnya penuh semangat.
Selain itu, Dhia juga berencana memperluas pengalaman dengan mengikuti kategori seni tunggal bersenjata dan beregu. Baginya, mencoba berbagai kategori akan menambah wawasan sekaligus mengasah kemampuannya secara menyeluruh.
Prestasi untuk Pengembangan Diri Holistik
Bagi Dhia, pencak silat bukan sekadar olahraga, melainkan sarana membentuk diri secara menyeluruh. Latihan membantunya meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan, serta kekuatan mental. “Prestasi bukan hanya tentang medali dan piala, tapi juga tentang proses pengembangan diri. Melalui Tapak Suci Umsida, saya belajar tentang kedisiplinan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah,” ucapnya.
Selain itu, ia juga mengajak mahasiswa Umsida lainnya untuk berani mencoba dan berkembang bersama Tapak Suci. “Semangat latihan, jalani prosesnya, nikmati hasilnya. Mari bergabung di Tapak Suci Umsida untuk berprestasi di bidang seni beladiri silat,” ajak Dhia antusias.
Dhia Kesuma Qatrunnada Rinaldi adalah bukti nyata bahwa dengan harmoni antara psikologi, seni beladiri, dan semangat juara, prestasi gemilang dapat diraih. Ia menjadi inspirasi bagi mahasiswa Umsida untuk terus mengembangkan diri dan memberikan yang terbaik bagi almamater tercinta.
Penulis: Nabila Wulyandini, Mutafarida