psikologi.umsida.ac.id — Dalam upaya menjembatani teori dengan praktik nyata sekaligus mendukung pendidikan inklusif di Sidoarjo, Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berkolaborasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan Disabilitas Kabupaten Sidoarjo.
Kolaborasi ini melibatkan ratusan mahasiswa psikologi untuk terjun langsung mengidentifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di 26 TK/PAUD di seluruh Sidoarjo.
Langkah krusial ini diawali dengan lokakarya intensif yang digelar pada 18 Oktober 2025, bertujuan membekali mahasiswa dengan kemampuan teknis dan sensitivitas klinis dalam mengenali karakteristik spesifik ABK.
Penerapan Case Based Learning: Dari Kelas ke Lapangan
 Sekretaris Program Studi Psikologi Umsida, Zaki Nur Fahmawati MPsi Psikolog, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian integral dari implementasi metode pembelajaran berbasis kasus (Case Based Learning – CBL) pada mata kuliah Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus.
Sekretaris Program Studi Psikologi Umsida, Zaki Nur Fahmawati MPsi Psikolog, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian integral dari implementasi metode pembelajaran berbasis kasus (Case Based Learning – CBL) pada mata kuliah Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menerapkan ilmunya di lapangan,” ujar Zaki.
“Model CBL ini, yang didukung langsung oleh para ahli dari UPTD Layanan Disabilitas Sidoarjo, memungkinkan mahasiswa menganalisis kasus otentik secara mendalam sebelum berhadapan dengan anak-anak secara langsung.”
Lihat Juga: Peluang Kerja Lulusan Psikologi: Menyongsong Masa Depan yang Cerah
Senada, dosen pengampu mata kuliah Ratih Wahyu Saputri MPsi Psikolog, menekankan bahwa CBL ini berfungsi melatih kemampuan berpikir kritis dan menajamkan analisis masalah mahasiswa.
Mereka tidak hanya belajar “apa” itu ABK, tetapi juga “bagaimana” cara mengidentifikasi dan merancang intervensi awal yang tepat.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa diajak untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran berbasis pengalaman nyata.
Mereka melakukan observasi langsung terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) di bawah pendampingan UPTD Layanan Disabilitas Sidoarjo, mendiskusikan hasil temuan bersama tim ahli, hingga menyusun rekomendasi intervensi yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Pendekatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kepekaan sosial dan empati yang lebih dalam terhadap keberagaman karakteristik peserta didik.
Selain itu, kegiatan CBL juga menjadi wadah kolaboratif antara kampus dan lembaga mitra seperti sekolah inklusi serta UPTD Layanan Disabilitas Sidoarjo.
Melalui kerja sama ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga kesempatan untuk membangun jejaring profesional sejak dini.
Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi berperan aktif dalam mendukung inklusi sosial di masyarakat.
Identifikasi Dini Kunci Intervensi Cepat dan Tepat
 Keterlibatan UPTD Layanan Disabilitas Kabupaten Sidoarjo, khususnya dengan kehadiran Alvie Syarifa, MPsi Psikolog, Psikolog Klinis sebagai pemateri utama, memberikan penguatan profesional yang sangat vital.
Keterlibatan UPTD Layanan Disabilitas Kabupaten Sidoarjo, khususnya dengan kehadiran Alvie Syarifa, MPsi Psikolog, Psikolog Klinis sebagai pemateri utama, memberikan penguatan profesional yang sangat vital.
Alvie menyambut baik kolaborasi ini, menyebut implementasi CBL sebagai kunci untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi kompleksitas kasus di dunia nyata.
“Lokakarya ini memastikan mahasiswa memiliki sensitivitas dan ketepatan dalam mengamati anak berkebutuhan khusus. Saat mereka turun ke lapangan, yang mereka bawa adalah kemampuan untuk mengenali tanda-tanda peringatan dini” tegas Alvie.
Menurutnya, identifikasi sejak dini merupakan faktor terpenting dalam penyusunan intervensi yang tepat. Diharapkan, hasil observasi mahasiswa ini dapat menjadi data berharga bagi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Lihat Juga: Mahasiswa Psikologi Raih Medali Emas Pada Cabor Taekwondo di Porprov IX Jatim 2025
Dan dalam menyusun program pendidikan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan belajar anak usia dini, dengan bekal yang komprehensif ini.
Para mahasiswa siap melaksanakan tugas observasi di 26 TK/PAUD Sidoarjo, menjembatani kesenjangan antara dunia akademis dan kebutuhan riil masyarakat demi masa depan pendidikan yang lebih inklusif.
Berbekal kolaborasi ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman praktik lapangan, tetapi juga memperluas pemahaman mereka terhadap keberagaman individu sejak usia dini.
Dalam proses observasi nanti, setiap mahasiswa akan berperan sebagai pengamat aktif yang mampu mengidentifikasi perilaku, pola interaksi sosial, hingga kemampuan kognitif anak secara cermat.
Hasil temuan mereka tidak hanya menjadi bahan refleksi akademik, tetapi juga akan dikompilasi dan diserahkan kepada pihak UPTD sebagai data pendukung untuk perencanaan intervensi lebih lanjut.
Selain itu, program ini juga menjadi bukti nyata komitmen Umsida dalam mendukung misi nasional pendidikan inklusif yang menempatkan setiap anak sebagai individu unik dengan hak yang sama untuk berkembang.
Lihat Juga: Psikoedukasi dan Pelatihan di Panti Asuhan ‘Aisyiyah Sidoarjo untuk Meningkatkan Pemahaman Pengasuh
Melalui sinergi antara kampus, pemerintah daerah, dan lembaga layanan profesional, kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan calon psikolog yang peka terhadap kebutuhan masyarakat serta terampil dalam menangani berbagai tantangan di lapangan.
Dengan semangat kolaboratif yang kuat, kegiatan ini menjadi langkah strategis menuju pendidikan yang lebih manusiawi, inklusif, dan berbasis pada empati ilmiah di mana teori, praktik, dan kepedulian sosial berpadu demi terciptanya masa depan pendidikan yang lebih adil dan bermakna di Kabupaten Sidoarjo.
Editor: Nabila Wulyandini


