psikologi.umsida.ac.id – Menjalani peran sebagai mahasiswa sekaligus pekerja bukanlah perkara mudah. Di satu sisi, tuntutan akademik menuntut fokus dan konsistensi dalam belajar; di sisi lain, tanggung jawab pekerjaan menyita waktu, energi, dan perhatian. Tidak sedikit mahasiswa yang harus berpindah peran dengan cepat dari ruang kelas ke ruang kerja, atau bahkan mengerjakan tugas kuliah di sela-sela jam istirahat. Kondisi ini memicu kebutuhan akan manajemen waktu dan pengelolaan stres yang lebih baik, agar keseimbangan antara kuliah dan kerja tetap terjaga tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Tekanan Ganda dalam Peran Ganda Mahasiswa
Mahasiswa yang bekerja sering kali menghadapi tekanan ganda yang datang dari dua arah: kampus dan tempat kerja. Di kampus, mereka dituntut untuk hadir dalam kelas, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan mengikuti ujian dengan performa baik. Di tempat kerja, mereka harus tetap profesional, menyelesaikan tanggung jawab, dan bersaing dengan rekan kerja lain yang memiliki fokus penuh pada karier. Kombinasi tekanan ini berpotensi menimbulkan stres berlebihan, kelelahan fisik, dan penurunan motivasi. Jika tidak ditangani dengan baik, keseimbangan antara dunia akademik dan pekerjaan bisa runtuh, berdampak pada prestasi akademik maupun performa kerja.
Strategi Mengelola Waktu dan Energi
Mengatur waktu secara efisien menjadi kunci utama dalam menjaga work-life balance bagi mahasiswa pekerja. Menyusun jadwal harian yang realistis, menetapkan prioritas, serta memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat adalah beberapa langkah penting untuk menjaga keseimbangan. Selain itu, kemampuan untuk mengatakan “tidak” terhadap kegiatan yang tidak prioritas sangat membantu dalam menghindari kelelahan yang tidak perlu. Mahasiswa juga perlu memanfaatkan teknologi dan aplikasi manajemen waktu untuk membantu mereka tetap produktif tanpa merasa terbebani. Keseimbangan bukan berarti membagi waktu secara merata, melainkan mengelolanya secara proporsional sesuai kebutuhan dan kondisi.
Pentingnya Dukungan Sosial dan Refleksi Diri
Keseimbangan antara kerja dan kuliah juga sangat dipengaruhi oleh dukungan sosial dari lingkungan sekitar. Mahasiswa pekerja yang mendapatkan pengertian dari rekan kerja, dosen, teman, maupun keluarga akan lebih mudah menjalani rutinitas harian tanpa merasa sendiri. Selain itu, refleksi diri secara rutin juga penting dilakukan untuk menilai apakah strategi yang dijalani sudah efektif atau perlu disesuaikan. Kesadaran terhadap batas kemampuan pribadi menjadi fondasi dalam menjaga kesehatan mental dan mencegah burnout. Dengan kombinasi dukungan dan kesadaran diri, mahasiswa pekerja dapat tetap berprestasi di dua dunia yang berbeda tanpa kehilangan arah atau semangat.
Penulis: Mutafarida