psikologi.umsida.ac.id – Pernahkah kamu terdiam sejenak ketika tiba-tiba terputar lagu lama yang begitu familiar? Atau tanpa sengaja tercium bau masakan khas Ibumu ketika pergi ke sebuah restoran? Atau mungkin berpapasan dengan anak-anak yang memainkan mainan serupa milikmu di masa kecil? Itulah nostalgia. Sebuah perasaan lembut yang muncul akibat memori-memori yang telah terjadi di masa lalu.
Dahulu, psikologi menganggap nostalgia sebagai bentuk kerinduan yang mampu bersifat distorsif, maladaptif, atau juga kompulsif. Namun dalam psikologi modern, nostalgia dianggap sebagai bentuk kedalaman emosional yang bisa bermanfaat bagi kesehatan mental.
Nostalgia Sebagai Bentuk Regulasi yang dapat Meningkatkan Mood dan Meredakan Stress
Nostalgia dalam psikologi modern dipahami sebagai bentuk regulasi emosi yang efektif, yang mampu meningkatkan emosi baik dan juga meredakan stres. Secara alami, seseorang bernostalgia dengan cara mengakses kenangan-kenangan hangat dan penuh cinta. Memori menyenangkan ini memicu emosi positif seperti rasa aman, nyaman, dan terhubung.
T. Wildschut dalam jurnalnya—Nostalgia: Content, triggers, functions—mengemukakan bahwa nostalgia efektif untuk menstabilkan emosi dan meningkatkan mood baik. Hal ini dikarenakan seseorang cenderung untuk mengingat momen-momen menyenangkan yang telah terjadi dalam hidupnya. Menurut Wildschut, nostalgia berisi konten yang kaya secara emosional dan sosial yang mampu mengembalikan keseimbangan emosional. Sehingga, nostalgia tidak hanya sebagai kenangan pasif, tetapi juga sebagai alat aktif untuk menstabilkan kondisi psikologis yang mampu membuat individu menjadi lebih optimistis dan termotivasi dalam hidup.
Fungsi Eksistensial : Memberi Makna
Dalam psikologi fungsi eksistensial berkaitan dengan bagaimana cara kerja nostalgia menghubungkan seseorang dengan masa lalu, masa sekarang, serta juga identitas dan tujuan hidupnya. Nostalgia memungkinkan seorang individu untuk melakukan kilas balik dari momen-momen berharga yang pernah dia lalui. Proses ini memberikan rasa kontinuitas identitas, yaitu perasaan bahwa kehidupan memiliki benang merah yang utuh dari masa lalu ke masa kini dan masa depan.
Fungsi eksistensial ini juga mengacu pada peran nostalgia dalam memberi makna kehidupan bagi seseorang. Nostalgia menjadi alat bantu untuk menerjemahkan narasi hidup seseorang mengenai perannya dalam lingkup sosialnya, serta membantu memaknai mengapa hidup mereka penting. Ketika masa-masa sulit—mengalami kegagalan hidup, mengalami masalah, merasa kesepian, dan lain sebagainya—Nostalgia menjadi mekanisme kognitif dan emosional yang memungkinkan individu merasakan bahwa eksistensinya tetap berharga.
Nostalgia Sebagai Alat Koping dan Pemilihan Emosi
Psikologi menjelaskan bahwa nostalgia membantu individu untuk mengelola emosi negatif seperti kecemasan, kesepian, atau juga stress. Ketika seorang individu mengalami tekanan emosional, kegiatan nostalgia memicu sebuah emosi hangat guna memulihkan suasana hati secara alami. Penemuan ini juga didukung oleh studi yang dilakukan oleh Cheung pada tahun 2016 yang mengungkapkan jika memori-memori yang menyenangkan dapat secara signifikan membantu meringankan stres dan meningkatkan kesejahteraan psikologis.
Berbeda dari pelarian semu seperti distraksi berlebihan atau penyangkalan, nostalgia bersifat adaptif karena ia menghubungkan individu dengan nilai-nilai pribadi dan sumber kekuatan emosional yang pernah nyata. Dalam hal ini, nostalgia menjadi semacam penyangga psikologis yang memperkuat resiliensi dan membuat individu merasa mampu menghadapi tantangan dengan lebih tenang dan percaya diri.
Penelitian yang dilakukan oleh Cheung juga menunjukkan bahwa nostalgia membantu orang merasa lebih optimis, dicintai, dan memiliki kendali, yang semuanya penting dalam proses pemulihan emosi. Maka, nostalgia bukan sekadar kenangan indah, tetapi alat psikologis aktif untuk merawat dan menguatkan kesejahteraan mental.
Nah! Disinilah letak asyiknya belajar psikologi. Dimana kita tidak hanya sekadar tahu jika kita sedang merindukan masa lalu, namun terdapat juga makna dan manfaat yang jauh lebih mendalam dari kegiatan nostalgia yang sering kita lakukan. Dengan belajar psikologi, kita dapat memahami bahwa setiap emosi merupakan bagian dari sistem yang rumit, namun juga cerdas yang bisa terjadi pada diri manusia. Melalui psikologi, kita bisa memahami jika perilaku sehari-hari yang biasa kita lakukan bukan hanya sekadar kebetulan, namun juga bagian dari sistem mental yang memiliki kompleksitas yang indah. Ternyata, sesuatu yang sederhana seperti nostalgia memegang peranan penting sebagai alat koping, regulasi emosi, dan bahkan penyelamat eksistensial.
Penulis : Nurul Hafidloh
Editor: Mutafarida