psikologi.umsida.ac.id – Pendidikan anak usia dini memiliki peran penting dalam mencetak generasi yang berkualitas. Dalam rangka mendukung pendidikan yang lebih baik, Tim Pengabdian Masyarakat (PkM) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Lely Ika Mariyati MPsi Psikolog, salah satu dosen Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) turut melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan sekolah yang ramah anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Candi, dengan fokus pada program pengurangan perundungan (bullying) dan peningkatan kesadaran lingkungan.
Mewujudkan Pendidikan Anak yang Berkualitas
Pendidikan merupakan fondasi untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berintegritas. Melalui pendidikan, anak-anak dapat berkembang secara fisik, mental, dan sosial. Taman Kanak-Kanak (TK) menjadi salah satu tempat yang strategis untuk memberikan pendidikan sejak dini. Namun, dalam praktiknya, berbagai tantangan muncul, seperti perilaku bullying dan kurangnya kesadaran terhadap pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Dalam upaya menciptakan sekolah yang ramah anak, peraturan pemerintah yang dikeluarkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, menggarisbawahi hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang bebas dari kekerasan dan diskriminasi. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa kasus kekerasan di lingkungan pendidikan masih menjadi permasalahan, dengan 34% di antaranya terjadi di sekolah.
Program Sosialisasi Anti-Bullying dan Edukasi Lingkungan
Dalam rangka mendukung terciptanya sekolah ramah anak, kegiatan sosialisasi anti-bullying di TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Candi dilaksanakan dengan antusiasme yang tinggi. “Tujuan utama kami adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bullying dan dampaknya, serta mengajarkan siswa untuk saling menghargai dan menjaga satu sama lain,” kata Lely.
Sosialisasi ini berlangsung dengan sesi interaktif di mana anak-anak diperkenalkan dengan berbagai jenis bullying serta dampak negatifnya terhadap korban. “Kami juga mengedukasi siswa dengan cara yang menyenangkan, seperti menonton video anti-bullying dan bernyanyi bersama,” tambahnya.
Selain itu, edukasi lingkungan mengenai pemilahan sampah juga diberikan kepada siswa, dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. “Kami ingin anak-anak tidak hanya peduli terhadap teman-temannya, tetapi juga terhadap lingkungan sekitar,” ujar Lely.
Dalam sesi ini, anak-anak diberikan contoh sampah organik dan non-organik, kemudian diajarkan cara memisahkannya dengan benar. “Dengan cara ini, mereka dapat melihat bahwa peduli terhadap lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab kita bersama,” lanjutnya.
Metode dan Proses Implementasi Program
Program ini dilaksanakan dalam tiga tahap: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan meliputi analisis kebutuhan dan koordinasi dengan pihak sekolah. Berdasarkan hasil observasi, tim menemukan bahwa TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Candi membutuhkan pemahaman lebih dalam tentang bullying dan pengelolaan sampah, serta penambahan fasilitas penghijauan.
Pada tahap pelaksanaan, tim mengadakan sosialisasi mengenai anti-bullying dan edukasi pemilahan sampah. Setiap sesi dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan, agar siswa dapat memahami materi dengan baik. Materi disampaikan melalui video, presentasi, dan kegiatan interaktif. Kegiatan ditutup dengan sesi praktik langsung pemilahan sampah, di mana siswa diajak untuk berpartisipasi dalam membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
Pada tahap evaluasi, tim mencatat adanya perubahan positif dalam pemahaman siswa tentang bullying dan pentingnya menjaga kebersihan. Hal ini menunjukkan bahwa program ini berhasil meningkatkan kesadaran siswa dan mengurangi kejadian bullying di sekolah.
Menumbuhkan Generasi Empati dan Cinta Lingkungan
Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan generasi yang lebih empatik dan peduli terhadap lingkungan. “Kami berharap melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya memahami konsep bullying, tetapi juga menginternalisasi pentingnya menjaga lingkungan dan berinteraksi dengan baik terhadap sesama,” kata dosen lain yang terlibat dalam pengabdian. Kegiatan seperti penghijauan sekolah juga berperan penting dalam meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. “Melalui penanaman tanaman, anak-anak belajar bahwa mereka dapat berkontribusi langsung dalam merawat alam, dan ini memberi mereka rasa bangga dan puas,” tambahnya.
Hasil yang terlihat setelah pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih peduli dan lebih saling menghargai. “Kami melihat anak-anak lebih aktif dalam menjaga kebersihan dan menunjukkan sikap empati terhadap teman-temannya. Ini adalah langkah positif untuk membentuk karakter yang lebih baik,” tutur salah seorang guru di TK tersebut.
Dengan menggabungkan pendidikan anti-bullying dan kesadaran lingkungan, diharapkan generasi mendatang akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, penuh empati, dan peduli terhadap sesama serta lingkungan sekitar.
Penulis: Mutafarida