psikologi.umsida.ac.id — Sebagai salah satu lembaga kesejahteraan sosial (LKS), Panti Asuhan Yatim ‘Aisyiyah Sidoarjo berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi anak-anak yang diasuhnya. Namun, seperti yang diidentifikasi dalam program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FPIP Umsida), pengasuhan yang diberikan masih menghadapi beberapa hambatan. Permasalahan utama yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan pengasuh dalam mendampingi anak asuh. Hal ini berdampak pada kurang optimalnya pengasuhan, yang akhirnya berpotensi memunculkan perilaku maladaptif pada anak.
“Permasalahan pengasuhan ini memerlukan perhatian serius, terutama dalam meningkatkan kapasitas pengasuhan para pengasuh di Panti Asuhan Yatim ‘Aisyiyah,” ujar Zaki Nur Fahmawati MPsi Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Umsida, yang terlibat langsung dalam program ini.
Untuk mengatasi hal ini, tim pengabdian masyarakat Umsida yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, melaksanakan serangkaian kegiatan, yang meliputi psikoedukasi dan pelatihan kepada pengasuh di tiga cabang Panti Asuhan ‘Aisyiyah di Sidoarjo, yaitu Celep, Balongbendo, dan Taman. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pengasuh terhadap karakter anak asuh, serta mengembangkan keterampilan mereka dalam memberikan pengasuhan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Psikoedukasi dan Pelatihan untuk Meningkatkan Kapasitas Pengasuhan
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah psikoedukasi tentang perkembangan anak akhir dan remaja. Psikoedukasi ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang tahapan perkembangan anak yang sebagian besar berada dalam masa akhir anak dan remaja. Hal ini penting karena pemahaman yang baik tentang perkembangan anak memungkinkan pengasuh untuk memberikan respons yang tepat terhadap kebutuhan anak asuh.
“Pemahaman yang baik terhadap anak asuh menjadi kunci untuk memilih pendekatan yang sesuai, sehingga pengasuh dapat memberikan tanggapan yang tepat pada permasalahan yang dihadapi oleh anak asuh,” jelas Zaki.
Selanjutnya, pengasuh mendapatkan pelatihan mengenai komunikasi efektif menggunakan teknik Situation-Behavior-Impact (SBI). Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pengasuh dalam memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif terhadap perilaku anak asuh. Pelatihan ini dilakukan melalui sesi teori, role-play, dan refleksi untuk memastikan pengasuh memahami teknik tersebut secara menyeluruh dan dapat mengaplikasikannya dalam interaksi sehari-hari.
Hasil dan Dampak Program Pengabdian
Hasil dari pelaksanaan program pengabdian ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman pengasuh mengenai tahapan perkembangan anak dan keterampilan komunikasi efektif. Sebelum kegiatan, pemahaman pengasuh mengenai karakter anak asuh hanya mencapai 38%, namun setelah pelatihan dan psikoedukasi, nilai tersebut meningkat menjadi 57%.
“Peningkatan pemahaman pengasuh terhadap perkembangan anak dan teknik komunikasi yang lebih efektif sangat membantu kami dalam mengelola permasalahan yang dihadapi oleh anak asuh,” kata salah satu pengasuh Panti Asuhan ‘Aisyiyah.
Hasil evaluasi kegiatan pelatihan juga menunjukkan bahwa 90% peserta merasa keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan ini sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi, dan 80% merasa lebih percaya diri dalam menjalankan tugas mereka setelah mengikuti pelatihan.
Meskipun hasil yang dicapai sangat baik, para pengasuh dan pengurus panti asuhan menyadari bahwa implementasi keterampilan yang telah dipelajari memerlukan pendampingan berkelanjutan. Oleh karena itu, pengawasan dan supervisi oleh pengurus wilayah ‘Aisyiyah sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan jangka panjang.
Program pengabdian masyarakat ini telah berhasil meningkatkan kapasitas pengasuhan para pengasuh di Panti Asuhan ‘Aisyiyah Sidoarjo. Melalui psikoedukasi dan pelatihan komunikasi efektif, pengasuh memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai karakter anak asuh serta keterampilan yang diperlukan untuk mengasuh dengan lebih efektif. Meskipun telah menunjukkan peningkatan, untuk memastikan keberhasilan dalam jangka panjang, dibutuhkan pendampingan dan supervisi yang berkelanjutan. Program ini juga menjadi model yang bisa dikembangkan lebih lanjut di panti asuhan lain guna meningkatkan kualitas pengasuhan di Indonesia.
Penulis: Mutafarida