psikologi.umsida.ac.id – Himpunan Mahasiswa (Hima) Psikologi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) kembali menggelar kegiatan bakti sosial Psychocare pada Minggu, 26 Januari 2025. Acara ini berlangsung dengan penuh kebersamaan dan kehangatan bersama anak-anak Panti Asuhan Al-Firdaus. Psychocare menjadi program tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian sosial serta memberikan edukasi dan hiburan kepada anak-anak yang membutuhkan.
Ketua pelaksana Nabila Wulyandini menjelaskan bahwa persiapan untuk acara ini telah dilakukan selama satu bulan. Meskipun berjalan lancar, ada beberapa tantangan yang sempat dihadapi panitia. “Kami mengalami kendala dalam komunikasi dan bahkan sempat berpikir untuk menunda acara ke bulan Februari. Tapi berkat kerja sama tim dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya acara bisa terlaksana sesuai rencana,” ujarnya.
Kebersamaan dan Keceriaan dalam Psychocare 2025
Psychocare 2025 dirancang agar anak-anak bisa menikmati pengalaman yang menyenangkan sekaligus bermanfaat. Acara ini mencakup berbagai kegiatan seperti sesi edukasi psikososial, fun games, dan berbagi kebahagiaan melalui donasi.
Anak-anak dari Panti Asuhan Al-Firdaus menyambut acara ini dengan penuh semangat. Mereka terlihat antusias mengikuti setiap permainan yang telah disiapkan panitia. Salah seorang panitia mengungkapkan rasa bahagianya melihat kegembiraan anak-anak selama acara berlangsung.
“Mereka sangat aktif dan semangat! Kami senang bisa berbagi kebahagiaan dengan mereka. Senyum dan tawa mereka membuat seluruh kerja keras kami selama persiapan acara ini terasa terbayarkan,” katanya.
Seorang anak panti juga menyampaikan kegembiraannya, “Saya sangat senang bisa bermain dengan kakak-kakak dari Umsida. Permainannya seru, saya jadi punya banyak teman baru!” ujarnya dengan wajah penuh keceriaan.
Namun, ada satu momen yang sangat menyentuh hati panitia. Saat sesi fun game terakhir, panitia menyadari bahwa salah satu anak panti asuhan adalah penyandang tunarungu. Awalnya, anak tersebut tampak kesulitan mengikuti permainan karena hambatan komunikasi.
“Kami sadar dia tidak bisa mendengar instruksi seperti anak-anak lainnya. Kami tidak ingin dia merasa tersisih, jadi kami mencoba menggunakan bahasa isyarat sederhana agar dia bisa ikut bermain,” ungkap salah satu panitia.
Melihat anak tersebut akhirnya bisa berpartisipasi dengan senyum di wajahnya menjadi momen yang tidak terlupakan bagi panitia. “Ini mengajarkan kami bahwa kepedulian bukan hanya tentang berbagi materi, tapi juga tentang bagaimana kita bisa memahami dan menjangkau semua orang dengan cara yang berbeda,” tambahnya.
Dukungan dan Peran Hima Psikologi dalam Psychocare 2025
Kesuksesan acara ini tidak lepas dari peran panitia yang bekerja keras dalam persiapan hingga pelaksanaan. Hima Psikologi Umsida telah menggalang dukungan dari berbagai pihak agar acara ini dapat berjalan dengan baik.
“Kami berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pengalaman terbaik bagi anak-anak di Panti Asuhan Al-Firdaus. Kami tidak hanya ingin memberikan hiburan, tetapi juga ingin meninggalkan kesan yang positif bagi mereka,” kata salah seorang anggota panitia.
Selain menyelenggarakan berbagai aktivitas, panitia juga menyalurkan bantuan berupa kebutuhan pokok, alat tulis, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan oleh anak-anak panti. Semua bantuan ini dikumpulkan melalui donasi dari mahasiswa dan berbagai pihak yang peduli terhadap kegiatan sosial.
“Kami berharap bantuan yang diberikan dapat bermanfaat bagi anak-anak di panti asuhan. Semoga mereka merasa lebih diperhatikan dan terus semangat dalam menjalani kehidupan,” ujar seorang panitia lainnya.
Evaluasi dan Harapan untuk Psychocare ke Depan
Setelah acara berakhir, panitia melakukan evaluasi terhadap jalannya Psychocare 2025. Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah pentingnya meningkatkan koordinasi dan komunikasi dalam tim agar persiapan bisa berjalan lebih baik di masa depan.
“Kami ingin ke depannya semua panitia lebih aktif dalam menjalin komunikasi dan keterlibatan anggota lebih maksimal. Selain itu, kami berharap perencanaan acara bisa dilakukan lebih awal agar tidak terburu-buru,” jelas Nabila Wulyandini.
Psychocare bukan hanya sekadar acara bakti sosial, tetapi juga menjadi ajang pembelajaran bagi panitia dan peserta. Dengan adanya pengalaman dari tahun ini, diharapkan kegiatan ini bisa berkembang lebih besar dan memberikan dampak lebih luas kepada masyarakat.
“Kami ingin Psychocare tidak hanya dilakukan sekali setahun, tetapi bisa menjadi program berkelanjutan yang terus memberikan manfaat. Harapannya, tahun depan kami bisa menjangkau lebih banyak anak-anak yang membutuhkan,” ujar seorang panitia penuh harapan.
Psychocare 2025 berhasil menciptakan momen yang berharga bagi anak-anak Panti Asuhan Al-Firdaus. Kegiatan ini membuktikan bahwa kepedulian dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, mulai dari berbagi ilmu, kebersamaan dalam permainan, hingga memberikan perhatian khusus kepada mereka yang memiliki keterbatasan.
Melalui acara ini, Hima Psikologi Umsida ingin terus menanamkan nilai-nilai empati dan kepedulian sosial kepada mahasiswa, sekaligus mengajak lebih banyak pihak untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan serupa di masa depan.
“Psychocare bukan hanya tentang memberi, tapi juga tentang belajar memahami orang lain. Kami ingin terus melanjutkan kegiatan ini dan menjadikannya lebih besar lagi di masa depan,” pungkas Nabila.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk terus berbagi, Psychocare diharapkan dapat terus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berkontribusi bagi masyarakat dan membawa perubahan positif dalam kehidupan anak-anak yang membutuhkan.
Penulis: Nabila Wulyandini
Editor: Mutafarida