Regulasi Diri Mahasiswa

Studi di Umsida: Pentingnya Regulasi Diri untuk Mahasiswa Baru dalam Menyesuaikan Diri di Perguruan Tinggi

psikologi.umsida.ac.id – Memasuki dunia perkuliahan menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa baru yang harus menghadapi berbagai perubahan akademik dan sosial. Riset yang dilakukan oleh Wulaning Putri Pangesti dan Ghozali Rusyid Affandi dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menyoroti pentingnya regulasi diri dalam membantu mahasiswa baru menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus.

“Penyesuaian diri adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan mencapai keseimbangan diri,” jelas Pangesti, yang menyebutkan bahwa kemampuan ini menjadi kunci bagi mahasiswa dalam menghadapi tuntutan akademik yang lebih tinggi dibandingkan pendidikan sebelumnya.

Mahasiswa baru sering mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan sistem belajar yang lebih mandiri, jadwal yang padat, dan interaksi dengan teman serta dosen dari berbagai latar belakang. Tantangan-tantangan ini membutuhkan keterampilan regulasi diri, yaitu kemampuan untuk mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku secara mandiri agar dapat mencapai tujuan akademik dan pribadi.

Regulasi Diri sebagai Faktor Kunci Penyesuaian Diri

Riset ini mengungkapkan bahwa regulasi diri memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kemampuan penyesuaian diri mahasiswa baru. Dalam riset ini, metode kuantitatif dan teknik korelasional digunakan dengan melibatkan 247 mahasiswa baru dari umsida sebagai sampel.

“Berdasarkan hasil analisis, regulasi diri terbukti memainkan peran penting dalam membantu mahasiswa menavigasi berbagai perubahan di lingkungan kampus,” ungkap dosen yang akrab disapa pak Ghozali tersebut.

Mahasiswa yang mampu mengatur diri cenderung lebih mudah beradaptasi. Mereka dapat mengelola emosi, mengatur tujuan, dan menyusun strategi belajar untuk menghadapi tugas akademik dengan lebih baik.

“Mahasiswa dengan regulasi diri yang tinggi memiliki penyesuaian diri yang baik, sementara mereka yang kesulitan mengatur diri seringkali mengalami tekanan dan sulit beradaptasi dengan tuntutan kuliah,” tambahnya.

Implikasi untuk pengembangan Mahasiswa

Implikasinya, perguruan tinggi perlu memberikan dukungan tambahan bagi mahasiswa baru untuk mengembangkan regulasi diri.

“Penting bagi universitas untuk menyediakan pelatihan atau orientasi terkait regulasi diri sebagai bagian dari pengenalan kampus,” jelas Ghozali.

Program-program pengembangan diri ini diharapkan dapat mendukung mahasiswa dalam mencapai tujuan akademik dan meningkatkan kenyamanan mereka di lingkungan kampus.

Rekomendasi bagi Mahasiswa dan Umsida

Riset ini menyarankan agar mahasiswa baru lebih aktif dalam mencari informasi tentang perkuliahan dan berusaha mengembangkan regulasi diri, seperti menetapkan tujuan belajar dan menyusun strategi untuk mencapainya.

“Mahasiswa harus sadar bahwa kemampuan menyesuaikan diri adalah proses yang berkelanjutan,” ungkap Pangesti, yang menekankan bahwa kemampuan ini akan membantu mereka mengatasi berbagai tantangan selama masa kuliah.

Dengan regulasi diri yang baik, mahasiswa dapat menghindari stres dan kecemasan yang kerap muncul saat menghadapi tugas yang lebih kompleks.

Bagi institusi pendidikan, riset ini memberikan wawasan penting bahwa program-program pengembangan regulasi diri akan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa baru.

“Universitas bisa memperkenalkan sesi orientasi atau pelatihan tentang pengelolaan diri dan penyesuaian diri di lingkungan kampus,” ujar Ghozali.

Dukungan dari dosen, staf akademik, dan teman sebaya juga sangat membantu dalam memperkuat kemampuan regulasi diri mahasiswa. Dengan meningkatkan regulasi diri, mahasiswa baru diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan baik, meraih kesuksesan akademik, dan merasakan pengalaman berharga selama masa perkuliahan.

 

Penulis: Mutafarida