Psikologi.umsida.ac.id – Riset mengenai Psikologi Al-Fatihah sebagai metode konseling dalam mengatasi stres akademik mahasiswa selama pandemi COVID-19 menunjukkan hasil yang sangat positif.
Penelitian yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini menegaskan bahwa pendekatan berbasis Islam memiliki efektivitas tinggi dalam menangani masalah psikologis, terutama yang disebabkan oleh tekanan akademik.
Berikut adalah beberapa keunggulan riset ini yang membuatnya menonjol dan relevan bagi perkembangan terapi psikologis berbasis agama.
Baca juga: Cara Meningkatkan Akidah & Akhlak Anak
1. Pendekatan Berbasis Al-Quran yang Terbukti Efektif
Psikologi Al-Fatihah merupakan pendekatan yang mengintegrasikan ajaran Islam, khususnya surat Al-Fatihah, dalam terapi konseling. Dalam penelitian ini, mahasiswa yang mendapatkan konseling berbasis Psikologi Al-Fatihah mengalami penurunan stres akademik yang signifikan.
Hasil ini membuktikan bahwa metode ini efektif dalam menenangkan pikiran dan menurunkan tingkat kecemasan yang berhubungan dengan beban akademik.
2. Penekanan pada Penguatan Keyakinan dan Emosi Positif
Salah satu keunggulan utama dari riset ini adalah kemampuannya untuk memperkuat keyakinan kepada Allah SWT sebagai dasar dari pengelolaan stres.
Psikologi Al-Fatihah membantu mahasiswa untuk lebih memahami dan menginternalisasi nilai-nilai keimanan, seperti kasih sayang Allah, kebesaran-Nya sebagai Penguasa Alam Semesta, dan keyakinan akan keadilan di Hari Pembalasan. Hal ini tidak hanya mengurangi stres tetapi juga meningkatkan emosi positif seperti kesabaran, optimisme, dan semangat.
3. Proses Terapi yang Sistematis dan Terstruktur
Konseling Psikologi Al-Fatihah terdiri dari lima sesi yang terstruktur, mulai dari pemahaman dasar mengenai Al-Fatihah hingga penguatan harapan dan komunikasi positif. Pendekatan ini memandu mahasiswa secara bertahap untuk mengubah cara berpikir dan perilaku mereka, sehingga lebih mampu mengatasi stres yang disebabkan oleh tugas-tugas akademik yang berat.
Dengan model yang jelas dan terstruktur, terapi ini memastikan perubahan yang berkelanjutan pada para mahasiswa.
4. Hasil Riset yang Signifikan dan Terukur
Riset ini menggunakan metode ilmiah dengan desain pre-post test untuk mengukur perubahan tingkat stres akademik pada mahasiswa.
Dengan melibatkan dua kelompok, yaitu eksperimen dan kontrol, penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan konseling berbasis Psikologi Al-Fatihah mengalami penurunan stres yang lebih signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Hasil ini didukung oleh analisis statistik yang kuat, sehingga menambah validitas riset.
5. Relevansi yang Tinggi di Masa Pandemi dan Setelahnya
Pandemi COVID-19 membawa tantangan besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal tekanan akademik akibat pembelajaran daring. Riset ini membuktikan bahwa metode konseling berbasis Psikologi Al-Fatihah dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi stres akademik selama masa pandemi.
Lebih penting lagi, pendekatan ini tetap relevan bahkan setelah pandemi, karena dapat membantu mahasiswa mengelola stres secara lebih baik dalam kehidupan akademik sehari-hari.
Baca juga: Perjuangan Ibu untuk Anak Down Syndrome
6. Potensi Pengembangan di Masa Depan
Keunggulan riset ini juga terletak pada potensinya untuk dikembangkan lebih lanjut. Dengan hasil yang menjanjikan pada kelompok kecil mahasiswa, metode Psikologi Al-Fatihah memiliki peluang besar untuk diterapkan dalam skala yang lebih luas.
Hal ini juga membuka peluang bagi penelitian lanjutan untuk menguji efektivitasnya pada populasi yang lebih beragam serta untuk menangani masalah psikologis lainnya, seperti kecemasan umum dan depresi.
Riset tentang Psikologi Al-Fatihah dalam mengurangi stres akademik mahasiswa membuktikan keefektifan metode ini sebagai pendekatan terapi berbasis Islam.
Dengan penekanan pada penguatan keyakinan, emosi positif, serta proses terapi yang terstruktur, pendekatan ini memberikan hasil yang signifikan dan terukur dalam menurunkan tingkat stres akademik.
Keunggulan-keunggulan ini menjadikan Psikologi Al-Fatihah sebagai alternatif konseling yang layak dipertimbangkan oleh lembaga pendidikan dan konselor di masa kini dan mendatang.